
Selamat datang di Desa Wisata Hijau Bilebante, sebuah destinasi ekowisata yang menyatukan keindahan alam dan kearifan lokal. Di sini, Sungai Larangan menjadi urat nadi kehidupan desa sekaligus jalur wisata yang memikat hati.
Melalui Peta Interaktif Sungai Larangan, Anda dapat menikmati rute wisata yang membentang dari hulu hingga hilir, melewati empat jalur utama dengan pesona dan karakter yang berbeda.
- Dusun Tapon Barat, Menyambut Anda dengan pemandangan alami seperti Tibu Belo yang jernih, Pancor Bunut yang unik, dan formasi batu alam Merubuk.
- Jalur Kebon Duren Purba, Suasana teduh Rejeng Empas memberikan sensasi menyusuri hutan tropis yang masih asri dan alami.
- Jalur Kebun Herbal, Menyimpan Lingko Nyangget, lokasi penuh cerita lokal yang juga menjadi pusat edukasi tanaman herbal.
- Jalur D’Gonggress, Menutup perjalanan dengan Goa Gonggress, gua alami yang memancarkan aura misteri sekaligus keindahan geologis.
Peta ini bukan hanya panduan perjalanan, tetapi juga undangan untuk merasakan petualangan yang menyatu dengan alam, budaya, dan edukasi lingkungan. Dengan memanfaatkan peta interaktif ini, setiap langkah menjadi lebih terarah, aman, dan penuh cerita.
Sungai Larangan: Antara Mitos, Sudut Pandang Akademis, dan Keberlanjutan

Kalau ngomogin soal sungai, Indonesia memang salah satu tempat yang ga akan ada habisnya tentang keindahan alam dan berbagai macam sisi keunikan alam yang dimiliki salah satunya adalah sungai. Tapi tau nggak sih, di Indonesia tepatnya di Lombok Tengah Desa Bilebante ternyata ada yang namanya Sungai Larangan, lho!. Kenapa ya bisa disebut pakai nama sungai larangan? Eitts, bentar dulu, sebelum lebih jauh bahas tentang kenapa sih dinamai sungai larangan, kita flashback ke masa lalu dulu yuk, kita bahas tentang sungai larangan dari awal terbentuknya.
Nah sebelum sungai ini dinamai dengan sebutan sungai larangan. Warga Di Desa Bilebante punya sebutan buat sungai ini loh, biasanya masyarakat di desa ini menyebutnya dengan nama kokoq babak, kenapa sih sungai itu dinamain kokoq babak? nah, sebutan itu berawal dari seringnya warga yang pergi bermain dan jalan di sekitar sungai tersebut sering terpeleset sampai buat beberapa anggota tubuh orang yang terpeleset itu lecet. Nah kata lecet ini di dalam bahasa sasak disebut babak, hingga akhirnya karena terjadinya peristiwa itu sungai ini dinamakan kokoq babak. Tapi sobat keberadaan kokoq babak ini gak muncul begitu aja loh, kokoq babak ini mulai terbentuk dari 2 peristiwa alam nih sobat, apa aja ya? Yuk kita bahas bersama.
- Kalau disimpulkan nih sobat, dari hasil wawancara yang udah dilakukan ke beberapa informan bilang, kalau berdasarkan pengetahuan dari orang tua zaman dulu sungai ini terbentuk dari aliran kawah gunung rinjani yang meletus puluhan tahun silam yang membawa debit air berpasir yang besar, bahkandulu di sana ada bendungan yang alirannya banyak tumpukan pasir. Sehingga akibat adanya aliran kawah ini wilayah di desa bilebante ini dipenuhi sama banyak pasir loh dan di sana justru jadi tempat tambang pasir. Nah tau ngk sobat? Sebelum tumpukan pasir ini ditambang dulu posisi tumpukan pasir ini bahkan lebih tinggi dari jalan. Nah setelah dilakukan penggalian barulah tumpukan pasir itu lebih lekuk dan posisinya jadi lebih rendah dari jalan raya. Jadi sebenarnya kokoq babak ini sudah ada sejak lama dan oleh orang tua zaman dulu disebut sebagai pemisah antara wilayah lombok tengah dan lombok barat, karena keberadaannya ada di tengah – tengah dua kabupaten itu, dan ternyata menyimpan banyak banget pesona sekaligus misteri yang belum terpecahkan dan belum banyak dibicarakan masyarakat luas.
- Yang kedua nih sobat terbentuknya sungai ini jadi semakin lebih luas itu disebabkan sama aktivitas alam gempa bumi, jadi gempa bumi ini nyebabin terbentuknya retakan batuan membentuk tebing dan aliran sungai/kokoq babak yang lebih indah dan memiliki bentuk yang khas. Akibat dari adanya gempa bumi ini buat kokoq babak ini punya bagian wilayah yang retak dan dikasih sebutan rejeng empas dan ini ada di tiga bagian. Mau tau kenapa di sana ada disebut rejeng empas? Kira – kira apa ya hubungannya sama gempa bumi ini? Jadi, waktu ada peristiwa gempa ini, ada beberapa titik di sungai/kokoq babak tersebut yang batuannya pecah/jatuh yang (dalam bahasa sasak disebut empes/empas). Nah jadi itu asal usul kenapa ada titik yang disebut dengan nama rejeng empas. Oke, di rejeng empas ini juga ada titik tertentu yang namanya beda – beda dan tentu ada keunikannya masing – masing. Di wilayah rejeng empas sebelah barat ada wilayah yang disebut pakai nama tebu belo, terus di sebelah baratnya lagi wilayahnya dinamai merubek dan batu melase karena batu di tengah yang ada di antara batuan – batuan lain berbentuk datar.
Nah kita udah tau kan kenapa sih sungai larangan ini lebih dikenal pakai sebutan kokoq babak. Sekarang aku mau tanya nih Ngomong – ngomong kalian pernah denger ga soal Sungai Larangan? Kalau denger kata larangan pasti langsung mikir aneh aneh ya, emangnya dilarang ngapain aja sih disana? Terus kenapa bisa disebut larangan? daripada makin penasaran, yuk kita bahas bareng – bareng dan kenalan lebih dekat sama Sungai larangan ini. Siapa tahu setelah baca ini kamu jadi pengen langsung cus ke sana buat lihat sendiri keindahan dan kisah kisahnya. Yuk langsung aja ke pembahasan selanjutnya!.
Sungai larangan ternyata bukan sekedar aliran Sungai biasa loh. Ada banyak banget cerita yang bisa kita gali di tempat ini. Nah, cerita ini bisa kita mulai dari menjelajahi sejarah masa lalu yang menarik dari pembentukan Sungai ini, terus menggali dari beberapa kisah yang banyak diceritakan masyarakat, sampai keunikan batuan alam yang ada di Sungai ini. Ngomongin soal sejarah, pasti banyak nih kisah tersembunyi dan cerita yang Panjang tentang Sungai ini yang belum dikenal banyak sama masyarakat. Konon kata “larangan” ini awalnya di inisiasikan oleh organisasi POKDARWIS dan tokoh akademik karena beberapa permasalahan yang ada. Kata “larangan” buat menamai sungai ini ditujukan untuk menghimbau masyarakat agar lebih peduli sama lingkungan sekitarnya, dan karena sungai ini juga jadi habitat berbagai macam flora dan fauna loh. Jadi kata ‘larangan” ini muncul dari inisiasi agar manusia tidak mengeksploitasi berbagai kekayaan alam yang ada di dalamnya dan dituntut untuk bisa menjaga ekosistem sungai dengan baik.
Tapi nih sobat, alasan sungai ini disebut larangan bukan semata – mata di lihat dari sudut pandangan akademis saja, namun ditilik juga dari sisi yang berbeda termasuk awik – awik (aturan) ketika berkunjung ke sungai itu. Mau tau sisi lain yang buat sungai ini disebut larangan? Yuk kita ke pembahasan selanjunta…
Cerita dari Kokoq Babak/Sungai Larangan: Sungai Tenang yang Menyimpan Misteri
Jadi nih sobat, dibalik aliran airnya yang keliatannya tenang, ternyata sungai larangan nyimpen sebuah cerita yang ngk banyak di tahu sama kalangan masyarakat luas. Konon kata orang dulu tempat yang indah ini gak bisa disepelekan untuk dikunjungi, terutama dalam waktu dan kondisi tertentu. Terutama kalau kita datang kesana dalam kondisi pikiran lagi nggak fokus atau badan nggak fit sering banget katanya jadi “diganggu”. Kira – kira di ganggu siapa ya? Udah pasti penunggu si sungai itu ya. Jadi selama berkunjung kita tuh diminta buat selalu perhatiin sikap supaya keberadaan kita gak ganggu kehidupan lain yang ada disitu teman – teman.
Dulu nih ya pernah ada seorang warga pendatang yang mandi di sungai larangan pas airnya lagi tenang-tenangnya. Awalnya semua terasa biasa aja, sampai tiba-tiba muncul arus pusaran air yang menyeret tubuhnya ke tengah. Untungnya, dia cepat ditarik sama temannya dan berhasil selamat. Terus sejak kejadian itu, warga tersebut nggak pernah mau balik lagi ke sungai itu. Trauma, katanya. Bisa dimaklumi sih alasan itu, karena bener – bener membahayakan. Kalau dari sisi pantangan khusus buat perempuan itu waktu haid. Masyarakat nyaranin kalau mau ke sungai larangan dalam kondisi haid itu sebaiknya di hindari. Katanya sih waktu di kondisi itu perempuan lebih rentan terhadap gangguan roh halus, makanya juga disarankan untuk nggak asal datang ke tempat-tempat kayak gitu. Ini bukan sekadar mitos, tapi bagian dari kearifan lokal yang udah turun-temurun dipercaya.
Beberapa kejadian lain yang gak kalah serem pernah terjadi di sungai larangan lho. Ada yang hanyut karena terpeleset, ada juga yang meninggal karena arus sungai lagi deras-derasnya. Ada nih salah satu korban bahkan ditemukan di wilayah barat Kediri (Gelogor) yang hanyut kebawa arus sungai. Ada juga warga dari daerah Pemepek yang jatuh dan ditemukan sudah tidak bernyawa di aliran sungai bagian barat. Semua kejadian ini jadi pengingat bahwa alam memang indah, tapi tetap harus dihormati dan diwaspadai. Cerita-cerita seperti ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi lebih ke pengingat supaya kita selalu jaga sikap dan lebih sadar dengan lingkungan sekitar. Kadang yang nggak kelihatan itu justru yang paling patut kita hormati. Dan karena sungai ini tumbuh dari peristiwa alam sejak puluhan tahun lalu, menjadi warisan alam yang tidak ternilai harganya, buat kita harus jaga dengan baik warisan ini sebagai penghargaan atas keberadaannya.
Jadi nih sobat, sungai larangan ternyata dipandang dari 2 sudut pemikiran yang berbeda tapi, jadi satu kesatuan yang terhubung. So, dari semua hal yang terjadi dan pantangan yang ada sebenarnya kita hanya diminta untuk menghargai, menghormati, dan menjaga warisan alam yang ada serta mentaati tata krama yang ada supaya bisa hidup berdampingan dengan rukun dengan alam sekitar dan seisinya.
Selengkapnya tentang Sungai Larangan Desa Wisata Hijau Bilebante KLIK DISINI!
Peta Interaktif Created by:

